Friday, November 17, 2006

Setelah Bupati Tewas, Kini Tiba Musim Ular Berganti Kulit


Arjad Lamarauna (Bupati Donggala ) ditemukan tewas di sebuah kamar hotel di bilangan Sudirman Jakarta pada Kamis, 16 November 2006, sekitar pukul 10 WIB. Setelah dikonfirmasi kepada pihak keluarga, ternyata Arjad berada di Jakarta dalam rangka menghadiri Rapim (Rapat Pimpinan) Partai Golkar yang berlangsung di Jakarta.

Setelah pihak kepolisian, keluarga dan beberapa petinggi negara termasuk Jusuf Kalla tiba di lokasi kejadian, maka disepakatilah bahwasannya jenazah akan dibawa ke Rumah sakit Cipto Mangun Kusumo, kurang lebih pukul 15:00 WIB untuk di otopsi. Hingga kurang lebih pukul 22:00 WIB, jenazah selesai diotopsi dan hasil dari otopsi tim dokter mengatakan bahwa Arjad terkena serangan jantung.
Setelah dikafankan serta dishalatkan, kemudian jenazah beserta keluarga diterbangkan ke Palu kurang lebih pukul 24:00 WIB dengan menggunakan pesawat charter Lion Air.
Tragis dan ironis memang !. Ketika seorang pejabat bupati yang baru kurang lebih dua tahun menjabat ditemukan tewas tanpa ada pihak keluarga yang mendampinginya. Namun,yang lebih tragis dan ironis lagi adalah daerah kekuasaan yang ditinggalkannya dengan berbagai macam persoalan yang belum terselesaikan. Baik menyangkut almarhum sendiri maupun persoalan-persoalan yang ditimbulkan oleh kroni-kroninya.
Kini Arjad telah tiada. Siapakah yang akan menggantikannya ? Apakah pengganti sementaranya akan bisa membawa Donggala ke arah lebih baik dalam kurun waktu kurang lebih dua tahun kedepan ? Apakah PILKADA dapat dipercepat untuk mendapatkan bupati yang baru ? Dan beribu-ribu pertanyaan yang menyesakkan dada lainnya.

Sebuah babakan baru akan segera dimulai. Peta politik akan segera berubah. Para politikus dan pengusaha telah mengatur strategi untuk mewarnai PILKADA yang tak lama lagi. Lalu…bagaimana nasib para penjilat, belatung, pelacur politik dan ular kepala dua yang hidup dari kehidupan Arjad sebagai Bupati semasa hidupnya..? Yang jelas, mereka akan terus hidup dan berkembang biak laksana ular-ular kelaparan. Tetapi telah berganti kulit !. (Didi)

No comments: